LUKMAN HAKIM, EKONOM STIE SYARIAH BENGKALIS : POTRET SURAM DUNIA PENDIDIKAN AKIBAT PANDEMI

banner 160x600
banner 468x60

 

2019 adalah tahun yang mengerikan, yang tidak akan pernah terlupakan oleh siapapun. Setiap orang dipaksa untuk beradaptasi dengan kondisi kehidupan yang baru disebabkan oleh pandemic Coronna Virus. Keberadaan mahkluk kecil ini merubah kehidupan manusia semakin mengerikan. Perannya sangat mematikan untuk membunuh setiap tubuh yang telah terjangkit. Begitu pula dengan proses pembelajaran di dunia, memaksa setiap para pengajar untuk mencari solusi, metode pembelajaran baru supaya proses pembelajaran tetap berlangsung serta tidak merugikan para pelajar.

Kondisi ini bukan hanya terjadi pada Sebagian negara tetapi juga merambah hingga ke pelosok-pelosok dunia. Maret 2020, 185 Negara memutuskan menutup sekolah untuk sementara waktu, kalkulasi itu mencakup hingga 90 persen siswa di dunia. Dalam sebuah laporan yang dirilis oleh Human Right Watch selama pandemic, mendokumentasikan bahwa penutupan sekolah selama pandemic dianggap memiliki ketimpangan terkait Hak-Hak Anak dalam mendapatkan pengajaran secara merata. Mereka mewawancarai lebih dari 470 siswa dan guru di 60 negara. Salah seorang ibu di Nigeria mengalami kesulitan dalam memenuhi perangkat yang dibutuhkan untuk mengikuti pembelajaran di masa pandemic.  Permintaan itu sangat mustahil baginya sedangkan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya saja, dia harus berjuang berkerja sejak pagi hingga malam hari.

Kondisi pandemic juga berdampak pada pekerjaan orang tua, dimana Sebagian orang tua pelajar menjadi seorang karyawan di sebuah perusahaan, harus diberhentikan dengan alasan krisis yang terjadi akibat pandemic. Dengan kondisi demikian, seorang anak (pelajar) lebih memilih untuk membantu orang tua untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan meninggalkan pembelajaran on line/ Pendidikan jarak jauh yang telah ditetapkan. Anak-anak dari keluarga berpenghasilan rendah lebih mungkin dikeluarkan dari pembelajaran online karena mereka tidak mampu membeli internet atau perangkat yang memadai. Berdasarkan Fenomena tersebut, peninjauan ulang terhadap berbagai kebijakan terkait pembelajaran dimasa pandemic sudah layak untuk dilakukan. Hal ini juga didasari oleh komitmen yang telah ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 2015 yaitu Tujuan Pembanguna Berkelanjutan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menjamin semua anak menerima Pendidikan dsar dan menengah yang inklusif dan berkualitas pada tahun 2030.

Selain permasalahan pembelajaran pada pelajar, kesulitan demi kesulitan selama pandemic juga dialami oleh tenaga pengajar. Bahkan dibeberapa tempat Pendidikan di dunia, dari Pendidikan terendah hingga tertinggi belum siap untuk melakukan metode pembelajaran jarak jauh. Kendala yang paling mencolok dibeberapa negara adalah pemahaman sumber daya manusia terkait pembelajaran berbasis digital yang diadopsi secara tiba-tiba tanpa melakukan sosialisasi serta penyediaan infrastruktur yang memadai.  Pada akhir 2020, lebih dari 190 negara mengeluarkan 1,4 pelajar dari sekolah dengan dalih untuk memperlambat penyebaran virus corona termasuk negara-negara Asia. Setelah polemic-polemik mengerikan yang telah terjadi pada Pendidikan di dunia khususnya apa yang telah di alami oleh para pelajar terkait hak-hak-nya dalam mendapatkan pembelajaran yang setara, akan menjadi catatan khusus bagi kita semua bukan hanya pemerintah.

Cepat atau lambat kondisi ini akan kembali seperti semula. Hanya saja, setiap orang mesti sadar tentang pentingnya memperjuangkan Pendidikan. Selain pemerintah, guru serta orang-orang yang perduli dengan pendidikan, peran orang tua juga sangat dituntut untuk memperbaiki mental psikologi para pelajar terlebih pelajar yang masih berada ditahap dasar. Peran mereka diharapkan mampu bekerja sama guna mempertahankan kualitas Pendidikan dimasa pandemic. Selain itu, ada hal yang lebih penting dari mempertahankan kualitas Pendidikan, yaitu nyawa para pelajar. Kehilangan Pendidikan mungkin dapat diganti dengan Pendidikan yang lain namun kehilangan satu nyawa, kita akan kehilangannya selama-lamanya.

Email Autoresponder indonesia
author
No Response

Comments are closed.